Header Ads Widget 728X90

Inovasi PLTA Paritohan, PT Inalum Berhasil Integrasi Program Eco Inovasi

PT Inalum berhasil mengintegrasikan program Eco - Inovasi di Kawasan PLTA Paritohan dengan kajian Life Cycle Assessment (LCA) berdasarkan SNI ISO

Toba, Ucup News.com

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berhasil mengintegrasikan program Eco - Inovasi di Kawasan PLTA Paritohan dengan kajian Life Cycle Assessment (LCA) berdasarkan SNI ISO 14040:2016 dan SNI ISO 14044:2017 dan mendapatkan Proper Emas 2023 dari dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Republik Indonesia (RI).

Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende mengatakan sebagai informasi, kajian LCA merupakan pendekatan dari hulu ke hilir atau cradle to grave untuk menilai suatu sistem produk secara kuantitatif.

Dengan melakukan penilaian daur hidup, pengambil keputusan dapat mempunyai dasar yang berbasis data dan fakta dalam mengambil keputusan. 

Bahwa, LCA dapat digunakan mulai dari perancangan produk, pengembangan proses produksi yang lebih baik, inovasi produk dan proses, meningkatkan sistem manajemen lingkungan, pemilihan produk atau proses serta pemilihan pemasok, mengkomunikasikan informasi lingkungan untuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan, penetapan strategi perusahaan, sampai pengambilan keputusan untuk kebijakan dalam pemerintahan.

"LCA merupakan suatu alat ukur kuantitatif untuk pembangunan berkelanjutan," jelas Mahyaruddin.

Sebab, Inalum Unit PLTA Paritohan, Eco - Inovasi melalui pendekatan LCA dilakukan kepada 3 bendungan yang dimiliki oleh perusahaan dan berfokus pada Efisiensi Energi, Penurunan Emisi, dan Efisiensi Air. 

Dalam hal Efisiensi Energi, PLTA INALUM melalui Regulator Dam mampu melakukan penghematan Energi hingga 14,232 GJ sehingga mampu meningkatkan efisiensi energi, produktivitas sumber daya, virtualisasi produk, dll. Sementara pada Penurunan Emisi, INALUM melakukan Penurunan Emisi GRK hingga 0,736 TonCO2eq dengan melakukan Isolating Power System With Switch - Gear. 

Aspek pengelolaan limbah B3, Inalum melakukan Reclaiming Lube - Oil dengan menggunakan metode vacuum treatment pada main transformer yaitu dengan mengganti proses dengan dengan yang lebih efisien dan efektif sehingga tingkat timbulan sampah tersebut lebih rendah (yaitu proses yang lebih eko - efisiensi). 

"Hasil didapat dari inovasi ini adalah Inalum mampu mengurangi Limbah B3  hingga 1,16 ton,"ungkap Mahyaruddin.

Sementara, untuk Limbah Non - B3, Inalum berhasil memanfaatkan limbah stator coil pada generator sebagai bahan baku pendukung pembuatan aluminium ingot. 

Hasilnya, mempromosikan dan meningkatkan daur ulang, daur ulang, daur ulang, limbah (yaitu logistik, sistem pengambilan kembali, teknologi, dll. Serta berhasil mengurangi Limbah Non - B3 hingga 1,16 Ton. 

Dalam hal efisiensi air, Inalum menggunakan modifikasi rotasi sudut inlet refrigerator untuk optimalisasi proses pendinginan, dengan proses tersebut, Inalum berhasil meningkatkan efisiensi Air hingga 1.088.640 m3. 

Disampaikan Mahyaruddin, perusahaan berkomitmen dalam melakukan efisiensi energi dan mengoptimalkan penggunaan sumber energi terbarukan dan konservasi sumber daya alam. 

Inalum telah memperoleh sertifikasi ISO 50001 : 2018 yang memenuhi persyaratan standar internasional Sistem Manajemen Energi. 

Inalum mendapatkan penghargaan Nasional Laporan dan Komitmen Dalam Penerapan Manajemen Energi di bidang efisiensi energi pada tahun 2019 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (Dedek)

Posting Komentar

0 Komentar