Header Ads Widget 728X90

Pagu Sama, Pengerjaan Berbeda: PPK Akui Lupa Ukuran Bangunan RKB

Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara kembali jadi sorotan. Meski memiliki pagu anggaran yang sama sebesar Rp199 juta per sekolah, namun hasil pengerjaan fisik bangunan berbeda mencolok. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bonar Siahaan pun mengakui lupa ukuran bangunan tersebut.

Batu Bara, Ucup News.com

Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara kembali jadi sorotan. Meski memiliki pagu anggaran yang sama sebesar Rp199 juta per sekolah, namun hasil pengerjaan fisik bangunan berbeda mencolok. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bonar Siahaan pun mengakui lupa ukuran bangunan tersebut.

“RKB, sekitar 199 (juta), beda lah. Di sana menempel, di 2O tidak. Ukuran-ukuran besok lah ya, Bang,” ungkap Bonar melalui pesan singkat WhatsApp kepada wartawan, Selasa (15/04/2025).

Bonar menjelaskan, salah satu SDN di Kecamatan Medang Deras menerima tiga titik kegiatan pada akhir 2024, yakni pembangunan RKB, rehabilitasi bangunan, dan pembangunan pagar sekolah.

Lebih lanjut, Bonar menjelaskan perbedaan antara pembangunan RKB di SDN Medang Deras dan SDN 07 Brohol. Menurutnya, bangunan RKB di Medang Deras berdiri sendiri, sementara di SDN 07 Brohol menempel pada dinding bangunan lama.

“SDN 07 Brohol menggunakan jerejak besi, sementara yang di Medang Deras tidak. Tapi semua itu sudah terhitung,” katanya.

Terkait rehabilitasi bangunan, Bonar menyebut perbaikan dilakukan pada atap, lantai keramik, pengecekan struktur, dan plafon. Untuk pembangunan pagar, volume mencapai 157 meter dengan tinggi 1,2 meter. Meski begitu, pagu dua kegiatan tersebut belum disebutkan rinciannya karena, kata Bonar, masih menunggu perhitungan esok hari.

Menanggapi perbedaan tersebut, Ketua Founder’s Media Siber Batu Bara (For’masib), Yusri Bajang, meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH) turun tangan menyelidiki dugaan kejanggalan anggaran tersebut.

“Pagu anggaran dan judul kegiatan sama, tetapi hasil fisiknya berbeda. Yang satu menempel ke bangunan lama, yang satu berdiri sendiri. Satu pakai jerejak besi, satu lagi tidak. Ini harus dipertanyakan, termasuk kerangka acuan kerjanya,” tegas Yusri. (Suf).

Posting Komentar

0 Komentar